About

Jumat, 22 November 2013

Danau 3 Warna ( Nusa Tenggara Timur )

Danau Kelimutu di Ende, NTT, adalah destinasi wisata yang terkenal di kalangan wisatawan. Betapa tidak, inilah satu-satunya kawah di dunia yang punya 3 warna berbeda. Melihatnya langsung, rasanya luar biasa.

Berkunjung ke Ende di Provinsi NTT belum lengkap tanpa mengunjungi Danau Kelimutu. Keindahan danau ini sudah tersohor di kalangan wisatawan domestik dan mancanegara. Dari Kota Ende, perjalanan menuju danau ini sekitar 2,5 jam dengan jalan berkelok menyusuri punggung bukit.

Tak perlu kuatir akan jenuh sepanjang perjalanan. Panorama alamnya sangat menawan. Bukit dan lembah hijau, diselingi pesawahan layaknya di Ubud akan memanjakan mata wisatawan. Gunung Kelimutu (1.640 mdpl) berada di dalam kaldera Sokoria bersama Gunung Kelido (1.641 mdpl) dan Gunung Kelibara (1.630 mdpl).

Selain Gunung Kelibaran yang tumbuh terpisah lembah dari kaldera Sokoria, Gunung Kelimutu dan Kelido tumbuh dalam satu kompleks. Gunung-gunung ini terbentuk karena perpindahan titik erupsi melalui celah yang terbentang dari utara ke selatan. Dari 3 gunung tersebut, Kelimutu adalah kerucut tertua dan masih aktif hingga sekarang.

Di puncak Gunung Kelimutu inilah terdapat 3 sisa kaldera yang mencerminkan perpindahan puncak erupsi. Ketiga kaldera itu membentuk danau kawah dengan warna air dan diameter bervariasi. Ketiganya adalah Tiwu Ata Polo (Danau Merah), Tiwu Nua Muri Koo Fai (Danau Hijau) dan Tiwu Ata Mbupu (Danau Biru).

Meski warnanya tercermin pada namanya, warna airnya bisa berubah-ubah tanpa tanda alami sebelumnya. Mineral yang larut dalam air dan perubahan cuaca menyebabkan perubahan warna air yang tidak bisa diduga sebelumnya. Inilah yang jadi keajaiban Danau Kelimutu, atau yang biasa disebut dengan Danau Tiga Warna.

                            


Setibanya di Kelimutu, mobil berhenti di lapangan parkir yang disediakan oleh pengelola. Perjalanan dilanjutkan dengan berjalanan kaki selama kurang lebih 20 menit menyusuri hutan menuju Danau Merah dan Danau Hijau. Kedua danau ini relatif mudah dijangkau, treknya juga tak terlalu curam.

Saya benar-benar takjub dengan panorama yang tersaji di depan mata saya. Dua danau yang letaknya sebelahan bisa memiliki warna berbeda. Satu berwarna merah kecoklatan, satu lagi berwarna hijau toska. Benar-benar dua warna yang kontras.

Puas melihat panorama, saya melanjutkan perjalanan ke puncak tertinggi Gunung Kelimutu untuk menuntaskan rasa penasaran terhadap Danau Biru. Menuju ke sana, saya harus menyusuri tangga yang cukup curam dan lumayan membuat nafas ngos-ngosan. Oleh karena itu sebaiknya Anda membawa air mineral sebelum mulai naik, karena sepanjang perjalanan saya tidak menemukan orang yang berjualan.

15 Menit trekking, tibalah saya di puncak. Dari puncak ini saya bisa melihat danau ketiga. Kita juga bisa melihat Danau Hijau dan Danau Merah yang letaknya lebih rendah.

Menurut info yang tertulis di prasasti di Puncak Kelimutu, masyarakat percaya kalau arwah akan datang ke Kelimutu setelah seseorang meninggal dunia. Jiwanya meninggalkan kampungnya, dan tinggal di Kelimutu untuk selama-lamanya. Sebelum masuk ke salah satu danau kawah tersebut, arwah terlebih dahulu menghadap Konde Ratu sebagai penjaga pintu masuk ke Perekonde.

Arwah tersebut masuk ke salah satu danau atau kawah yang ada, tergantung usia dan perbuatannya. Ketiga danau kawah ini benar-benar bagai cat warna. Tidak aneh kalau tempat ini jadi keramat, penuh oleh legenda yang dipercaya turun-temurun. Oleh karena itu apabila Anda berkunjung, hormatilah tempat ini dengan tidak merusak atau mengotorinya. Tetaplah berjalan di jalan setapak yang ditentukan.

Kearifan lokal juga membuat Danau Kelimutu terjaga dengan baik. Saya tidak menemukan coretan-coretan tangan jahil baik di batu, lereng gunung, maupun tangga menuju puncak kawah. Lain halnya dengan apa yang saya temukan di gunung-gunung lain yang pernah saya kunjungi.

Dari puncak, keindahan Danau Kelimutu benar-benar bisa saya nikmati secara komplit. Begitu ajaib dan indah ciptaan Tuhan YME. Kalau tidak ingat ada penerbangan kembali ke Kupang, ingin rasanya saya berlama-lama di sini!


0 komentar:

Posting Komentar